Senin, 27 Agustus 2012

Behind Neil 'Alden' Armstrong

Neil Armstrong, Tokoh Besar yang Sederhana
Neil Armstrong, astronot Amerika Serikat yang meninggal dunia setelah operasi jantung, tidak pernah ingin dikenang hanya sebagai manusia pertama di bulan.
Setelah memiliki nama yang paling dikenal di dunia, Armstrong menghindari diri sebagai selebriti astronot NASA awal. Dengan kesuksesannya ia memiliki misinya tidak hanya memajukan AS di ruang angkasa, tapi juga membantu menentukan perjuangan Perang Dingin dengan Uni Soviet, yang pada 1957 mengagetkan dunia dengan meluncurkan Sputnik.

Laman berita Christian Science Monitor Minggu, 25 Agustus 2012, melaporkan perjalanan pertama di bulan dengan Buzz Aldrin pada 20 Juli 1969 menandai titik tertinggi dari program luar angkasa berawak AS. Kata-katanya saat menginjakkan bulan: "That's one small step for [a] man, one giant leap for mankind" menjadikan kata-kata ikonik bagi Armstrong.

Tapi Armstrong menepis semua pembicaraan status pahlawan, setidaknya untuk dirinya sendiri. "Kita semua ingin diakui bukan sebagai salah satu bagian dari kembang api, tetapi untuk buku besar dari pekerjaan kita sehari-hari," katanya dalam sebuah wawancara di CBS program "60 Minutes" pada tahun 2005. Adapun tanggapan mengenai selebriti: "Saya tidak layak mendapatkannya," katanya.

Setelah memimpin misi Apollo 11, Armstrong mengambil pekerjaan di NASA, kemudian mengajar engineering di University of Cincinnati, bertugas di beberapa perusahaan, dan bekerja di sektor pertanian di barat daya Ohio.

Dia mengatakan dia menyesal tidak menghabiskan waktu bersama keluarganya, seperti yang ia inginkan. Dia juga menyesalkan bahwa program ruang angkasa AS tidak membuat kemajuan lebih.

"Saya benar-benar berharap bahwa pada akhir abad ini kita akan mencapai jauh lebih banyak daripada yang kita lakukan," katanya kepada "60 Minutes."

Berakhirnya Perang Dingin juga menandai berakhirnya dominasi penjelajahan ruang angkasa. "Ketika kami kalah kompetisi, kami kehilangan kemauan untuk melanjutkan."

Neil Armstrong Meninggal, Trio Apollo 11 Kini Berpisah
Misi Apollo 11 membawa Neil Armstrong yang saat itu berusia 38 tahun, bersama Buzz Aldrin dan Mike Collins ke Bulan. Ketiganya mendarat di bulan pada 20 Juli 1969. Kini mereka harus berpisah.
"Setiap kali saya melihat ke arah bulan, itu mengingatkan saya saat-saat lebih dari empat dekade yang lalu ketika saya menyadari bahwa meskipun kami jauh dari bumi, kami tidak sendirian," kata Aldrin dalam sebuah pernyataannya, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (26/8/2012).

Menurut Aldrin, perjalanan bersama misi Apollo 11 sangat mengesankan. Dia yakin sekali semua warga dunia merasa kehilangan Neil Armstrong.

"Saya tahu bahwa sat ini saya bersama jutaan orang lain di dunia berkabung atas meninggalnya seorang pahlawan Amerika sejati dan pilot terbaik yang pernah saya kenal,"katanya.

Aldrin mengatakan, dia berharap dirinya, Armstrong dan Collins, akan bertemu di tahun 2019 dalam perayaan ulang tahun ke-50 dari peluncuran Apollo 11.

"Sayangnya, hal ini tidak akan terjadi. Tapi jiwa Neil pasti akan ada bersama kami," kata Aldrin.

Collins juga menyampaikan rasa dukanya yang mendalam. Pernyataan Collins disampaikan juru bicara NASA.

"Dia adalah yang terbaik, dan saya akan sangat merindukannya," katanya.

Mantan astronot AS, Neil Armstrong, manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan, telah meninggal dunia pada usia 82 tahun. Armstrong menjalani operasi jantung awal bulan ini, hanya dua hari setelah ulang tahunnya pada 5 Agustus 2012, untuk meringankan arteri koroner yang tersumbat. Namun kemudian mengalami komplikasi penyakit.

Sebagai komandan misi Apollo 11, Armstrong menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan pada 20 Juli 1969. Saat ia menginjak permukaan berdebu, Armstrong mengatakan: " Itu sebuah jejak kecil seorang manusia, sebuah lompatan besar bagi seluruh umat manusia"

Presiden AS Barack Obama ikut berkabung atas meninggalnya Neil Armstrong. Obama menyebut Neil sebagai pahlawan besar Amerika Serikat sepanjang masa.

"Lost in Transmission" Ucapan Neil Armstrong
Salah satu yang bisa dikenang setelah kematian Neil Armstrong pada usia 82 tahun ialah kata-kata pertamanya saat menginjakkan kaki di Bulan. Ada satu kalimat yang sempat menjadi perdebatan.
Sesaat setelah pendaratan misi Apollo di Bulan pada tahun 1969, seperti dikutip New Yorker, Minggu (26/8/2012), Armstrong mengatakan, "That's one small step for (a) man, one giant leap for mankind."

Kalimat itu menjadi perdebatan sebab 'a' yang ada di dalam kurung sebenarnya tidak didengar manusia di Bumi. 'A' sengaja ditambahkan supaya kalimat tersebut sesuai apa yang dimaksud Armstrong.

Jika dengan 'a', kalimat berarti "Ini adalah langkah kecil seorang manusia, lompatan besar bagi kemanusiaan." Tapi, jika tanpa 'a', artinya, "Ini langkah kecil manusia, langkah besar kemanusiaan." Tanpa 'a', kalimat tak jelas artinya.

Armstrong sendiri awalnya tak yakin mengucapkan 'a'. "saya kira saya mengucapkannya. Saya tidak mendengar waktu saya mendengarkan penerimaan radio di Bumi. Jadi, saya akan senang bila anda menambahkan tanda kurung," kata Armstrong, seperti dilaporkan AP.

Namun, analisis komputer yang dilakukan oleh Peter Shann Ford, programer komputer dari Australia, pada tahun 2006 mengungkap bahwa Armstrong memang mengucapkan 'a'. Ford menganalisis gelombang suara yang diterima.

Ford menemukan gelombang suara 'a' yang hilang itu. Gelombang suara itu bertahan selama 35 milidetik, terlalu cepat untuk didengar. Roger Launius dari Smithsonian menganalisis lagi dan menemukan kebenaran hal itu.

Berkomentar tentang masalah itu, Michael Cabbage, juru bicara NASA, pada perayaan pendaratan Apollo ke 40 mengatakan, "Jika Neil Armstrong mengatakan ada 'a', maka ada 'a'."

Neil Armstrong, Bulan, dan Mars
Pada saat kami berdukacita karena kehilangan orang yang sangat baik, kami juga merayakan kehidupannya yang luar biasa, dan berharap itu bisa menjadi teladan bagi orang muda di seluruh dunia untuk bekerja keras dan menjadikan impian mereka satu kenyataan, mau menjelajah dan menerima tantangan ('push the limit'), dan membela cita-cita yang lebih besar dari diri mereka tanpa memikirkan diri sendiri.”
Itulah pernyataan yang disampaikan oleh keluarga Neil Armstrong, antariksawan Amerika yang menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di Bulan dalam program Apollo 11, 20 Juli 1969, seperti dikutip CNN, Minggu (26/8). Armstrong tutup usia, Sabtu, di Cincinnati, Ohio, dalam usia 82 tahun menyusul komplikasi kardiovaskular yang dideritanya setelah menjalani operasi jantung bulan ini.

Armstrong dikenal lewat ucapannya sesaat setelah menginjakkan kaki di Bulan, ”Itu adalah satu langkah kecil bagi (seorang) manusia, tetapi lompatan raksasa bagi kemanusiaan.”

Riwayat Armstrong tak bisa dipisahkan dari proyek Apollo yang dicanangkan oleh Presiden John F Kennedy pada 1961. Inilah proyek untuk mendaratkan warga Amerika di Bulan sebelum berakhirnya dekade 1960-an. Setelah itu AS—dengan didukung ahli peroketan termasyhur, Wernher von Braun—membuat roket raksasa Saturnus V untuk meluncurkan wahana antariksa Apollo yang membawa tiga astronot. Roket setinggi 111 meter, setara dengan gedung bertingkat 36, itu sanggup membangkitkan 4 juta kilogram daya dorong dan mengangkut 150 ton muatan ke orbit Bulan (Space Age, William Walter, 1992).

Ketika mencapai orbit Bulan, dua astronot akan turun mendarat di Bulan dengan modul Bulan, mengambil contoh batu dan tanah Bulan, serta melakukan eksperimen yang datanya dikirim kembali ke Bumi.

Misi Apollo 11 yang membawa Armstrong sudah didahului dengan empat misi pendahuluan. Setelah Armstrong juga masih ada lima misi yang mendarat di Bulan sebelum proyek berakhir tahun 1972. Harusnya ada enam, tetapi Apollo ke-13 gagal mencapai tujuan.

Misi Armstrong diluncurkan tanggal 16 Juli 1969 dan empat hari kemudian mendarat di Laut Ketenangan di permukaan Bulan. Setelah mendarat Armstrong berkata, ”Pangkalan Ketenangan di sini. Rajawali telah mendarat” (Oxford Dictionary of Space Exploration).

Enggan publisitas
Pada tahun-tahun setelah keberhasilan misi Apollo 11, Armstrong berulang-ulang ditanya, apa yang ia rasakan sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di Bulan, ia selalu menjawabnya dengan santun bahwa itu merupakan keberhasilan banyak orang.

”Saya sadar sepenuhnya bahwa itu merupakan puncak karya 300.000 sampai 400.000 orang selama satu dasawarsa.”

Itulah Armstrong yang amat rendah hati. Armstrong mengaku dirinya hanyalah insinyur yang kurang gaul. Namun, dengan segala kerendahan hatinya, ia adalah pahlawan yang ikut dalam 78 misi tempur sebagai pilot pesawat tempur Angkatan Laut AS selama Perang Korea. Ia juga membukukan lebih dari 1.000 jam terbang sebagai pilot penguji dalam sejumlah pesawat paling cepat—juga paling berbahaya—di dunia.

Penulis biografinya, James R Hansen menyebut Armstrong sebagai ”salah satu sosok yang paling dikenal, tetapi paling sedikit dimengerti di planet ini” (LA Times, 26/8).

Neil Alden Armstrong lahir di ladang pertanian kakeknya dekat Wapakoneta, Ohio, 5 Agustus 1930, dari keluarga bahagia dan konvensional. Ayahnya, Stephen Armstrong, adalah pegawai negeri yang bekerja di Ohio dan kemudian menjadi Asisten Direktur di Departemen Kesehatan dan Perbaikan Jiwa Ohio. Sementara ibunya, Viola, bersama keluarganya adalah pemilik ladang pertanian.

Armstrong sudah tertarik pada dunia penerbangan sejak usia dini dan ia mendapatkan lisensi terbang saat berusia 16 tahun. Berikutnya, ia juga belajar teknik aeronautika dan mendapatkan gelar di Universitas Purdue dan Universitas California Selatan. Ia pernah berdinas di Angkatan Laut AS dan ambil bagian dalam Perang Korea.

Armstrong sepanjang karier astronotnya terbang dua kali ke ruang angkasa. Yang pertama adalah pada tahun 1966 sebagai Komandan Misi Gemini 8, yang nyaris berakhir dengan bencana. Untunglah dia tetap tenang dan membawa wahana antariksa itu kembali ke Bumi setelah sebuah roket pendorong gagal bekerja dan wahana yang ia tumpangi berpusing tak terkendali.

Pascamisi bersejarah ke Bulan, Armstrong bekerja di NASA dengan tugas mengoordinasikan dan mengelola pekerjaan riset dan teknologi Badan Ruang Angkasa AS ini. Tahun 1971, ia mundur dari NASA dan mengajar ilmu teknik di Universitas Cincinnati selama hampir 10 tahun.

Armstrong yang pijakan kakinya disaksikan oleh sekitar 600 juta orang melalui tayangan langsung televisi hitam putih yang berbintik-bintik itu kini telah berpulang. Dalam pernyataannya, Presiden Barack Obama mengatakan, ketika Armstrong menginjakkan kaki di Bulan, ”Ia telah memberikan satu momen prestasi umat manusia yang tak akan dilupakan.”

Misi Armstrong bersama kedua rekan awaknya—Edwin Aldrin dan Michael Collins—lepas landas di Tanjung Canaveral, mereka membawa aspirasi seluruh bangsa. Menurut Obama, mereka berangkat untuk memperlihatkan kepada dunia semangat AS bisa melihat apa yang tampaknya tak terbayangkan.

Riwayat Neil Armstrong, sejauh ada buku sejarah—seperti dikatakan Administratur NASA Charles Bolden—pasti akan ditemukan di sana karena perjalanan Apollo 11 sejauh 400.000 km tak akan pernah terlupakan.

Kini, anak-anak muda yang terinspirasi oleh heroisme Armstrong banyak yang menunggu kesempatan membuat sejarah baru. Memang tidak ada pencanangan program ruang angkasa baru hingga Proyek seperti Apollo yang disebut menghabiskan dana lebih dari 24 miliar dollar AS—sekitar Rp 228 triliun (Webster’s New World Encyclopedia) tak akan berulang lagi.

Namun, AS giat menjelajahi planet Mars, seperti diperlihatkan dalam pendaratan penjelajah Curiosity dua pekan silam, sehingga diharapkan manakala dana telah cukup tersedia, ikhtiar manusia mencari lebensraum baru—mengingat Bumi yang semakin merosot tingkat kelayakan huninya—bisa dimulai lagi.

Keanggunan kepahlawanan Neil Armstrong kiranya akan terus menjadi obor bagi generasi umat manusia yang ditakdirkan menjadi pengelana angkasa.

Neil Armstrong, The Eagle Has Landed...
Neil Armstrong, manusia pertama yang menginjakkan kaki ke Bulan, telah pergi. Tidak seperti misinya ke Bulan pada Juli 1969, kali ini ia tidak akan kembali. Namun bagi banyak orang, ia akan selalu dikenang karena kesetiannya menjalankan tugas.
Armstrong dikabarkan meninggal dunia setelah sebelumnya menderita kompilkasi penyakit usai menjalani operasi cardiovascular. Meski begitu, keluarga tidak memberitahukan di mana dan kapan Armstrong wafat.

Armstrong lahir di Wapakoneta, Ohio, 5 Agustus 1930. Ketertarikannya terhadap pesawat terbang muncul sejak ia pertama kali naik pesawat pada usia 6 tahun. Saat pecah Perang Korea tahun 1950, Armstrong meninggalkan Universitas Purdue dan bergabung dengan misi tempur 78 sebagai penerbang angkatan laut.

Ketika perang berakhir, ia bergabung dengan National Advisory Committee for Aeronautics (NACA) pada 1955 sebagai pilot uji coba. Selama 17 tahun kemudian, ia bertindak sebagai teknisi, pilot, astronot, dan administrator di NACA yang kemudian berganti menjadi National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Saat menjadi pilot penguji, Armstrong menerbangkan berbagai pesawat paling mutakhir saat itu, termasuk pesawat ramping berbentuk roket X-15 yang berkecepatan 6000 km/jam. Ia menerbangkan pesawat itu hingga ketinggian 58 kilometer, mendekati tepian ruang angkasa. Selain itu, Armstrong juga menerbangkan lebih dari 200 pesawat berbeda, termasuk jet, roket, helikopter, dan glider.

Armstrong kemudian diajukan menjadi astronot tahun 1962. Ia ditugaskan menjadi komandan pilot pada misi Gemini 8. Gemini 8 diluncurkan 16 Maret 1966, dan Armstrong berhasil merapatkan (docking) dua wahana di ruang angkasa.

Misi Gemini nyaris menjadi bencana saat sebuah roket pendorong wahana macet dalam kondisi terbuka sehingga membuat pesawat berputar-putar di angkasa. Dengan ketenangan yang menjadi cirinya, Armstrong menggunakan sistem cadangan, menghentikan perputaran pesawat, lalu melakukan pendaratan darurat di Samudra Pasifik.

Dalam persiapan melakukan misi ke Bulan, Armstrong harus belajar bagaimana menerbangkan modul yang akan mendarat secara vertikal di permukaan Bulan. Kembali, Armstrong nyaris celaka ketika wahana latihan terguling ke samping, dan ia harus melompat dengan kursi lontar hanya beberapa puluh meter dari tanah.

Setelah beberapa tahun berlatih, saat yang dinanti pun tiba. Pada 16 Juli 1969, roket raksasa Saturn V diluncurkan dari Kennedy Space Center dalam misi Apollo 11, membawa Armstrong yang saat itu berusia 38 tahun, bersama Buzz Aldrin dan Mike Collins ke Bulan.

Armstrong menyatakan bahwa pendaratan ke Bulan itu merupakan titik tertinggi dari semua misinya. Ia mengamati kawah-kawah tua dan bukit-bukit hening di Bulan saat Aldrin memberitakan ke pengendali misi, "Houston, Tranquility Base here. The Eagle has landed."

Armstrong kemudian menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di Bulan. Ia terkenal dengan kata-kata "That's one small step for (a) man, one giant leap for mankind," saat melangkah di satelit Bumi itu. "Satu langkah kecil seseorang ini, satu lompatan raksasa bagi umat manusia."

Walau sambutan terhadap misi begitu meriah, setelah penerbangan Apollo 11 yang bersejarah itu, Armstrong tetap rendah hati dan bersahaja. Ia meninggalkan NASA untuk mengajar teknik di Universitas Cincinnati dan menjadi anggota dewan di beberapa perusahaan kedirgantaraan.

Dalam salah satu kesempatan memperingati 30 tahun pendaratan ke Bulan bersama astronot-astronot Apollo lain, Armstrong berujar, "Dalam pandangan saya, pencapaian penting Apollo menunjukkan bahwa kemanusiaan tidak selamanya terikat pada planet ini, dan visi kita terbang jauh lebih tinggi, dan kesempatan kita tak terbatas."

Kini Armstrong telah "terbang" lebih tinggi. Hidupnya dirayakan banyak orang sebagai contoh keteguhan sekaligus kerendahan hati. Bagi mereka yang ingin menghormati Armstrong, keluarganya minta agar mengenangnya setiap mereka memandang Bulan, mengingat pendaratan manusia di Bulan, sekaligus menyadari Armstrong sudah "mendarat" di tempat lain. The eagle has landed. Selamat jalan Neil Armstrong...

Neil Armstrong Wafat Meninggalkan Misteri
Neil Armstrong, manusia pertama yang mendarat di Bulan dalam misi Apollo pada tahun 1969, wafat dalam usia 82 tahun pada Sabtu (25/8/2012). Barack Obama, presiden Amerika Serikat saat ini, mengatakan bahwa Armstrong adalah salah satu pahlawan terbesar Amerika.
Semasa hidupnya, dengan keberhasilan pendaratan di Bulan, Armstrong berhasil mewujudkan mimpi Amerika Serikat untuk menjadi negara pertama yang mengirimkan manusia ke Bulan. Meski demikian, pendaratan di Bulan selain selalu diperdebatkan kebenarannya juga menyisakan kontroversi.

Salah satu misteri yang masih tersisa adalah apa yang dilihat Armstrong selama berada di permukaan Bulan. Misteri ini muncul sebab saat ada di Bulan, ada jeda komunikasi sepanjang dua menit. Pihak NASA mengungkapkan, jeda itu terjadi karena salah satu kamera mengalami overheating.

Namun, seperti diberitakan The Examiner, Sabtu kemarin, saat berada di Bulan tidak hanya melihat pemandangan Bulan yang mengagumkan. Menurut Timothy Good, penulis bulu Above Top Secret, saat itu NASA menerima pesan sinyal VHF yang ditransmisikan dari Apollo 11. Hal ini dirahasiakan dari publik.

Dokumen bocoran dari NASA mengatakan bahwa sebab hal itu adalah adanya benda lain. Ada dua pesawat luar angkasa lain, tak diketahui milik siapa, yang mengawasi misi pendaratan Apollo 11. Sampai hari ini, belum ada keterangan soal hal tersebut.

Berikut biodata lengkap Neil 'Alden' Armstrong

Sumber . Sumber . Sumber

0 komentar:

Posting Komentar